Sabtu, 05 Juli 2014

Ajari Anak Untuk Jujur Mulai Dini

Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika tidak dimulai dari usia 0 tahun. Sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita temui, kejujuran sekarang ini menjadi 'barang langka' karena kelalaian para orang tua dalam mendidik anak.
Saat ini kita membutuhkan teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi amanah umat dan menjalankan amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan teladan yang paling baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu Rasulullah SAW. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah SAW dan orang-orang yang berilmu.

“ Hendaklah kamu selalu berbuat jujur, sebab kejujuran membimbing ke arah kebajikan, dan kebajikan membimbing ke arah surga. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kejujuran sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan hindarilah perbuatan dusta. Sebab dusta membimbing ke arah kejelekan. Dan kejelekan membimbing ke arah neraka. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh dalam melakukan dusta sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” ( H.R. Bukhari dan Muslim )

Apabila kita sebagai orang tua menginginkan anak-anak kita jujur, maka perbaikilah dulu sifat kita sebagai orang tua dari kebiasaan berkata bohong/ dusta dalam segala hal, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun di lingkungan tempat bekerja.
Anak memiliki kemampuan merekam apa saja yang dilakukan oleh orang tuanya mulai dari ia didalam kandungan Ibunya. Seorang anak juga bisa merekam seluruh tindakan orang tuanya meskipun ia tak melihatnya secara langsung hingga ia berusia 7 (tujuh) tahun.

Kebiasaan untuk berkata jujur haruslah ditanamkan ketika anak mulai panda bicara dan jangan sekali-kali orang tua berkata/ mengajarkan bohong kepada anak, misalnya saat ada telepon dari seseorang yang tak dikehendaki lalu ia menyuruh anaknya untuk bilang "papa lagi tidak di rumah".

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anaknya memilik akhlaq yang baik dan menjadi insan yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya :

Biarkan anak menikmati masa kecilnya tanpa amarah orang tua.
  • Senantiasa mengajak si kecil dalam menjalankan ibadah, memperkenalkan tauhid mulai dari 0 tahun. 
  • Sering membelikan anak mainan, mengajak anak bermain, dan bahagiakan hatinya mulai dari usia 0 s/d 7 tahun agar ia tumbuh sebagai manusia yang percaya diri dan periang.
  • Banyak bercerita tentang pentingnya kejujuran agar kelak ia menjadi seorang yang jujur, tak pernah dusta dan berani menyampaikan kebenaran. 
  • Saat ia menangis, biarkan ia menangis sepuasnya dan gendonglah/ hiburlah dengan penuh kasih sayang hingga reda tangisnya. Jangan paksa si kecil untuk berhenti menangis.
  • Saat ia melakukan kesalahan janganlah menghardiknya, senangkanlah hatinya terlebih dulu lalu berilah pengertian bahwa tidakannya tersebut salah dan bisa mencelakai dirinya atau orang lain.
  • Ajaklah bermain tebak-tebakan tentang tindakan yang benar dan yang salah.
  • Jangan biarkan anak bermain dengan teman-temannya tanpa pengawasan dan bimbingan orang tua
Saat usia PAUD - Taman Kanak-kanak
  • Tanamkanlah bahwa mencontek hasil ulangan harian/ testing adalah tindakan yang sangat memalukan, karena tindakan tersebut adalah membohongi dirinya, gurunya dan orang tuanya.
  • Jangan tanyakan dapat nilai berapa hari ini kepada anak, tapi tanyakan apakah ia menjumpai kesulitan, jika YA mintalah kepada anak untuk menceritakan kesulitan yang dihadapai, lalu uraikan kesulitan tersebut agar ia bisa keluar dari kesulitan tersebut.
  • Jika anak dapat nilai 100 atau rangking 5 besar janganlah memujinya, tapi katakanlah "Nak, nilaimu kok bagus ? Ayah takut kalau kamu menyontek dan Ayah takut kalau kamu jadi sombong" 
  • Jika anak dapat nilai 0 janganlah menunjukkan kekecewaan apalagi memarahinya, tapi katakanlah "Ayah juga pernah dapat nilai jelek, tapi Ayah senang karena tidak menyontek teman", lalu ajaklah belajar bersama membahas soal yang tidak bisa dikerjakan dalam suasana yang riang gembira.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua adalah bangga ketika sang anak mendapat juara atau rangking 3 besar lalu merayakannya atau memberinya hadiah. Kemudian orang tua membangga-banggakan kepintaran si anak kepada siapapun yang mereka jumpai.
Tindakan ini sangatlah besar resikonya terhadap anak, diantaranya adalah si anak bisa menjadi sombong, menghalalkan segala cara untuk meraih/ mempertahankan prestasi tersebut dan iri-dengki jika ada temannya yang lebih bagus nilainya. Na’udzubillahimindzalik


0 komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *