Tulis judul slide 1 disini!

Cara merubahnya: Login Blogger --> Dashboard --> Template --> Ctrl+F: fp-slides-items --> rubah img url sesuai dengan slide yang Anda unggah ( ukuran 679x300px ) - SemarangBagus.NET

Tulis judul slide 2 disini!

Cara merubahnya: Login Blogger --> Dashboard --> Template --> Ctrl+F: fp-slides-items --> rubah img url sesuai dengan slide yang Anda unggah ( ukuran 679x300px ) - SemarangBagus.NET

Tulis judul slide 3 disini!

Cara merubahnya: Login Blogger --> Dashboard --> Template --> Ctrl+F: fp-slides-items --> rubah img url sesuai dengan slide yang Anda unggah ( ukuran 679x300px ) - SemarangBagus.NET

Tulis judul slide 4 disini!

Cara merubahnya: Login Blogger --> Dashboard --> Template --> Ctrl+F: fp-slides-items --> rubah img url sesuai dengan slide yang Anda unggah ( ukuran 679x300px ) - SemarangBagus.NET

Tulis judul slide 5 disini!

Cara merubahnya: Login Blogger --> Dashboard --> Template --> Ctrl+F: fp-slides-items --> rubah img url sesuai dengan slide yang Anda unggah ( ukuran 679x300px ) - SemarangBagus.NET

Minggu, 06 Juli 2014

Cara Belajar Yang Efketif Untuk Sekolah Dasar

Malas belajar timbul dari beberapa faktor, untuk lebih mudahnya terbagi menjadi dua faktor besar, yaitu:
1) faktor intrinsik ( dari dalam diri anak), dan
2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar anak).


1) Dari Dalam Diri Anak (Intrinsik)
Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. 
Selain itu kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Sebagai contoh, terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les ini dan les itu, terlalu banyak mengikuti ekstrakulikuler ini dan itu, atau membantu pekerjaan orangtua di rumah, merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan fisik pada anak. Contoh lainnya, terlalu lama menangis, marah-marah (ngambek) juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak.

2) Dari Luar Anak (Ekstrinsik)
Faktor dari luar anak yang tidak kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi malas belajar. Hal ini terjadi karena:
  • Sikap Orang Tua
    Sikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan perhatiannya, bisa menyebabkan anak malas belajar. Tidak cukup di situ, banyak orang tua di masyarakat kita yang menuntut anak untuk belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan mengajarkan kepada anak akan kesadaran dan tanggung jawab anak untuk belajar selaku pelajar. Akibat dari tuntutan tersebut tidak sedikit anak yang stress dan sering marah-marah (ngambek) sehingga nilai yang berhasil ia peroleh kurang memuaskan. Parahnya lagi, tidak jarang orang tua yang marah-marah dan mencela anaknya bilamana anak mendapat nilai yang kuang memuaskan. Menurut para pakar psikologi, sebenarnya anak usia Sekolah Dasar janga terlalu diorentasikan pada nilai (hasil belajar), tetapi bagaimana membiasakan diri untuk belajar, berlatih tanggung jawab, dan berlatih dalam suatu aturan.
  • Sikap Guru
    Guru selaku tokoh teladan atau figur yang sering berinteraksi dengan anak dan dibanggakan oleh mereka, tapi tidak jarang sikap guru di sekolah juga menjadi objek keluhan siswanya. Ada banyak macam penyebabnya, mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar, tidak menguasai bidang pelajaran yang akan diajarkan, atau karena terlalu banyak memberikan tugas-tugas dan pekerjaan rumah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas di saat mengajar, bercanda dengan siswa-siswa tertentu saja atau membawa masalah rumah tangga ke sekolah, membuat suasana belajar semakin tidak nyaman, tegang dan menakutkan bagi siswa tertentu.
  • Sikap Teman
    Ketikan seorang anak berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah, tentunya secara langsung anak bisa memperhatikan satu sama lainnya, sikap, perlengkapan sekolah, pakaian dan asesoris-asesoris lainnya. Tapi sayangnya tidak semua teman di sekolah memiliki sikap atau perilaku yang baik dengan teman-teman lainnya. Seorang teman yang berlebihan dalam perlengkapan busana sekolah atau perlengkapan belajar, seperti sepatu yang bermerk yang tidak terjangkau oleh teman-teman lainnya, termasuk tas sekolah dan alat tulis atau sepeda dan mainan lainnya, secara tidak langsung dapat membuat iri teman-teman yang kurang mampu. Pada akhirnya ada anak yang menuntut kepada orang tuanya untuk minta dibelikan perlengkapan sekolah yang serupa dengan temannya. Bilamana tidak dituruti maka dengan cara malas belajarlah sebagai upaya untuk dikabulkan permohonannya.
  • Suasana Belajar di Rumah
    Bukan suatu jaminan rumah mewah dan megah membuat anak menjadi rajin belajar, tidak pula rumah yang sangat sederhana menjadi faktor mutlak anak malas belajar. Rumah yang tidak dapat menciptakan suasana belajar yang baik adalah rumah yang selalu penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun Play Stations. Kondisi seperti ini berpotensi besar untuk tidak terciptanya suasana belajar yang baik.
  • Sarana Belajar
    Sarana belajar merupakan media mutlak yang dapat mendukung minat belajar, kekurangan ataupun ketiadaan sarana untuk belajar secara langsung telah menciptakan kondisi anak untuk malas belajar. Kendala belajar biasanya muncul karena tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku-buku penunjang (pustaka mini), dan penerangan yang bagus. Selain itu, tidak tersediannya buku-buku pelajaran, buku tulis, dan alat-alat tulis lainnya, merupakan bagian lain yang cenderung menjadi hambatan otomatis anak akan kehilangan minat belajar yang optimal. Sumber: http://sdn2sukamerang.blogspot.com/
Untuk mengatasi anak sekolah dasar malas belajar :
  1. Orang tua memberi contoh kepada anaknya dengan cara banyak membaca buku dan menyalin ringkasannya. Jika hal ini dilakukan terus menerus, maka anak akan cepat meniru kebiasaan orang tuanya.
  2. Senangkan hati anak dulu, kemudian bercerita tentang akibat bila seseorang malas belajar sehingga otak menjadi tumpul dan tidak punya ketrampilan maka orang yang malas belajar tersebut bisa menjadi pengamen, pengemis, pencuri, penipu sehingga semua orang enggan berteman dengannya.
  3. Tanyakan kepada si anak, ingin jadi orang pemalas atau orang yang sukses ?
  4. Biarkan anak bermain sesukanya selama tidak melanggar norma agama dan masyarakat, lalu mintalah kepada si anak untuk menyempatkan waktu untuk belajar meskipun 10 menit saja. Tanamkan kepada si anak bahwa belajar adalah salah satu yang diperintahkan Allah, Tuhan YME.
  5. Ketika anak pulang dari sekolah, biasakanlah untuk menyambut kedatangannya, lalu tanyakan hal-hal apa yang menyenangkan di sekolah. Berikan makanan atau minuman untuknya dengan penuh kasih sayang, selanjutnya ajarkanlah ia untuk membiasakan menyalin/ mengulang pelajaran di sekolah hari itu pada buku khusus untuk menyalin pelajaran sekolah.
  6. Orang tua yang baik adalah yang mengerti apa yang disukai dan apa yang tidak disukai sang anak, karenanya biarkanlah ia mengerjakan apa yang disukainya selama tidak melanggar norma agama dan masyarakat dan sesekali ikutlah ke dalam kegiatan yang disukai anaknya tersebut dan bimbinglah agar ia mengerti yang benar dan yang salah.

Sabtu, 05 Juli 2014

Renang

Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau melakukan olahraga air.

Berikut beberapa manfaat berenang yang dikutip dari http://olahraga.kompasiana.com/ diantaranya adalah :

Jantung yang lebih sehat
Selain mengencangkan otot yang terlihat seperti otot dada (pectoralis),otot  trisep dan paha depan, berenang juga membantu meningkatkan otot yang paling penting dalam tubuh kita yakni  Jantung.Karena berenang adalah latihan aerobik, maka ia berfungsi untuk memperkuat jantung, tidak hanya membantu otot jantung menjadi lebih kuat, tetapi membuatnya lebih efisien dalam memompa  aliran darah yang lebih baik ke seluruh tubuh Anda. American Heart Association (AHA) melaporkan bahwa hanya denga 30 menit latihan per hari, seperti berenang, dapat mengurangi penyakit jantung koroner sebesar 30 sampai 40 persen. Selain itu ia juga baik dalam mengontrol tekanan darah/tensi.

Mengurangi  Resiko Diabetes
Dengan hanya 30 menit dari olahraga ini selama tiga kali per minggu, Anda bisa membakar 900 kalori - mengurangi risiko terkena  diabetes tipe 2 lebih dari 10 persen . Dan, jika anda sudah memiliki diabetes tipe 1, manfaat berenang dapat sangat membantu, karena jenis latihan ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin . Menurut American Diabetes Association, penderita diabetes harus mendapatkan 150 menit per minggu, tersebar di setidaknya tiga hari per minggu, dengan aktivitas fisik intensitas sedang seperti berenang untuk membantu kontrol glikemik/gula darah dalam tubuh. Selain renang , olahraga dengan efek sama kepada sensitivitas insulin adalah berjalan kaki (walking)

Memperbaiki kadar  kolesterol
Renang dapat memperbaiki keseimbangan  rasio yang tepat dari kolesterol dalam tubuh anda, yakni  rasio seimbang antara kadar kolesterol “baik” (HDL) dan kadar   kolesterol “buruk” (LDL).Renang bisa mendapatkan tingkat ini dalam keseimbangan yang tepat berkat kekuatan aerobik, yang telah terbukti dengan cara  meningkatkan kadar HDL. Dan untuk setiap kenaikan 1 persen pada kolesterol HDL, risiko kematian akibat penyakit jantung turun sebesar 3,5 %.

Memperbaiki Gejala/Serangan Asma
Bila anda penderita asma dan khawatir jika anda berolahraga diluar (outdoor)  dengan udara yg panas/kering  serta penuh dengan bahan allergen di sekilling anda, maka masuklah ke dalam air di kolam renang untuk menghindari serangan asma setelah berolahraga.  Dalam air dengan kelembaban cukup maka  renang membantu Anda menghindari serangan asma . Bahkan bagi mereka yang tidak menderita asma bisa mendapatkan keuntungan dari berenang, yaitu dapat meningkatkan volume paru-paru dan mengajarkan teknik pernapasan yang tepat.

Mengontrol  Berat Badan
Untuk beberapa waktu lalu, banyak orang berpikir bahwa karena air umumnya lebih dingin dari suhu tubuh kita, akan sulit untuk menurunkan berat badan dengan latihan air. Seperti banyak ide-ide lama tentang olahraga, hal ini  telah direvisi: Berenang  sekarang diakui sebagai salah satu pembakar kalori terbesar di sekitar, dan itu bagus untuk menjaga berat badan anda. Berapa banyak persisnya  jumlah kalori yang Anda bakar, tentu saja, tergantung pada fisiologi tubuh anda sendiri dan intensitas anda dalam berolahraga. Tetapi sebagai aturan umum, untuk setiap 10 menit renang gaya dada  akan membakar 60 kalori,  gaya punggung 80 kalori, gaya bebas sampai 100 kalori , dan gaya kupu-kupu yg paling mengesankan , yakni sampai mencapai 150 kalori.

Menguragi Gejala Arthritis
Ketika tubuh manusia terendam dalam air, maka secara otomatis menjadi lebih ringan. Ketika tenggelam ke pinggang, tubuh Anda dikenakan hanya 50 % dari beratnya, cemplungkan diri anda  dalam air sampai ke leher, Anda hanya harus menanggung 10 % dari berat badan anda sendiri, sedang kan 90 % lainnya ditangani oleh kolam.Ini berarti bahwa kolam menyediakan tempat yang ideal untuk bekerjanya  otot yang kaku dan sakitnya sendi, terutama jika Anda kelebihan berat badan atau menderita arthritis. Jika kolam dipanaskan, jadi lebih baik untuk penderita arthritis, seperti air hangat dapat membantu melonggarkan sendi kaku. Bahkan, orang dengan rheumatoid arthritis menerima manfaat yang lebih besar untuk kesehatan mereka setelah berpartisipasi dalam hidroterapi dibandingkan dengan kegiatan lain. Ini juga telah terbukti bahwa olahraga berbasis air meningkatkan penggunaan sendi yang terkena dan mengurangi rasa sakit dari osteoarthritis. Ada lagi bonus lain latihan dalam air :  Berenang  juga meningkatkan kekuatan tulang - terutama pada wanita pasca-menopause

Menguragi Stres dan Meningkatkan Spirit
Selain sbg latihan aerobic, renang  juga bisa dianggap seperti permainan karena efeknya yang menyenangkan. Itulah alasan kenapa mulai anak-anak sampai orang tua menyenangi olahraga ini. Salah satu efek samping yang timbul adalah karena dilepaskannnya bahan kimia yang bertanggung jawab saat kita merasa bahagia yaitu Endorfin. Selain itu , berenang juga dapat membangkitkan respon relaksasi  seperti halnya  yoga. Hal ini disebabkan sebagian besar adanya  peregangan yg konstan dan relaksasi otot anda lalu dikombinasikan dengan pernapasan berirama dalam.  Olahraga dalam air  juga merupakan latihan meditasi, dengan suara nafas anda sendiri dan percikan air yang bertindak sebagai semacam mantra  sehingga dapat membantu Anda “meredam” semua gangguan lainnya.

Memperpanjang Umur
Jika sebelumnya tujuh alasan diatas tidak cukup untuk meyakinkan Anda tentang manfaat kesehatan dari berenang, mungkin yang satu ini bisa : Renang dapat menjaga Anda dari kematian. Tentu saja hal ini jgn diartikan secara harfiah hehe.. bahwasanya renang tidak menjanjikan keabadian, tetapi tampaknya renang setidaknya bisa membantu Anda menghindari mati muda. Para peneliti di University of South Carolina yang  diikuti 40.547 orang, berusia 20 sampai 90 tahun  menemukan bahwa mereka yang berenang memiliki tingkat kematian 50 % lebih rendah dibandingkan pelari, pejalan kaki atau orang yang tidak pernah berolahraga. Mereka menyimpulkan bahwa manfaat yang sama akan diterima oleh perempuan maupun laki-laki .

Pendidikan di Indonesia

http://www.unicef.org - Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat besar dalam memastikan anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar mendapatkan pendidikan – sekitar 97 persen dari anak-anak berusia 7 sampai 12 tahun di seluruh negeri dapat bersekolah. Namun, sebanyak 2,5 juta anak Indonesia yang seharusnya bersekolah tidak dapat menikmati pendidikan: 600.000 anak usia sekolah dasar dan 1.9 juta anak usia sekolah menengah pertama (13-15 tahun).

Data statistik tingkat provinsi dan kabupaten menunjukkan bahwa terdapat kelompok anak-anak tertentu yang terkena dampak paling parah. Hampir setengah dari anak-anak yang berasal dari keluarga miskin tidak mampu melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama – anak-anak yang berasal dari rumah tangga termiskin memiliki kemungkinan putus sekolah 4 kali lebih besar daripada mereka yang berasal dari rumah tangga berkecukupan. Hampir 3 persen dari anak-anak usia sekolah dasar di desa tidak bersekolah, dibandingkan dengan hanya lebih dari 1 persen di daerah perkotaan.

Dari mereka yang belajar di bangku sekolah dasar, hampir 1 dari 5 anak tidak dapat melanjutkan ke sekolah menengah pertama, dibandingkan 1 dari 10 anak di daerah perkotaan.
Hampir setengah dari anak-anak yang berasal dari keluarga miskin tidak mampu melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama
Kemungkinan putus sekolah adalah 20 kali lebih tinggi untuk anak-anak yang ibunya tidak memiliki pendidikan daripada mereka yang memiliki ibu dengan pendidikan tinggi. Jika ini terbukti sebagai fenomena yang terjadi terus-menerus maka akan berdampak besar bagi pertumbuhan jangka panjang Indonesia, jika kurangnya pendidikan berlanjut dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Upaya memahami dan menanggapi ketimpangan ini menjadi pusat dari kegiatan dan program UNICEF dalam bidang pendidikan, yang meliputi:
  • Memperkuat pengumpulan data mengenai situasi anak-anak di sekolah, dan di luar sekolah, melalui sistem informasi yang bersumber dari masyarakat.
  • Menilai alasan-alasan mengapa banyak anak usia dini tidak berpartisipasi dalam perkembangan awal masa kanak-kanak, yang membatasi keberhasilan mereka dalam mengikuti dan menyelesaikan pendidikan dasar dan hambatan dalam pendaftaran dan penyelesaian pendidikan sekolah dasar.
  • Memperbaiki keterampilan kepala sekolah, pengawas, dan aparat pendidikan untuk mengelola dan menyampaikan pendidikan berkualitas utama yang menjangkau semua anak-anak.
  • Melibatkan komunitas dan masyarakat sipil setempat dalam menyampaikan pelayanan pendidikan yang berkualitas lebih baik bagi anak-anak yang terpinggirkan, seperti contoh melalui perbaikan manajemen berbasis sekolah.

Pramuka, apakah itu ?

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926. Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami oleh Komsomol di Uni Soviet.
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.

Tujuan Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:
  1. Memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;
  2. Menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan.
Prinsip Dasar Kepramukaan
Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
  • Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya
  • Peduli terhadap dirinya pribadi
  • Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka
Metode Kepramukaan
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:
  • Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
  • Belajar sambil melakukan;
  • Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
  • Kegiatan yang menarik dan menantang;
  • Kegiatan di alam terbuka;
  • Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
  • Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
  • Satuan terpisah antara putra dan putri;
Keanggotaan
Anggota Gerakan Pramuka terdiri dari Anggota Muda dan Anggota Dewasa. Anggota Muda adalah Peserta Didik Gerakan Pramuka yang dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya :
  • Golongan Siaga merupakan anggota yang berusia 7 s.d. 10 tahun
  • Golongan Penggalang merupakan anggota yang berusia 11 s.d. 15 tahun
  • Golongan Penegak merupakan anggota yang berusia 16 s.d. 20 tahun
  • Golongan Pandega merupakan anggota yang berusia 21 s.d. 25 tahun

Ajari Anak Untuk Jujur Mulai Dini

Jujur adalah sikap yang tidak mudah untuk dilakukan jika tidak dimulai dari usia 0 tahun. Sifat yang luhur ini belakangan sangat jarang kita temui, kejujuran sekarang ini menjadi 'barang langka' karena kelalaian para orang tua dalam mendidik anak.
Saat ini kita membutuhkan teladan yang jujur, teladan yang bisa diberi amanah umat dan menjalankan amanah yang diberikan dengan jujur dan sebaik-baiknya. Dan teladan yang paling baik, yang patut dicontoh kejujurannya adalah manusia paling utama yaitu Rasulullah SAW. Kejujuran adalah perhiasan Rasulullah SAW dan orang-orang yang berilmu.

“ Hendaklah kamu selalu berbuat jujur, sebab kejujuran membimbing ke arah kebajikan, dan kebajikan membimbing ke arah surga. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat jujur dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kejujuran sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai orang jujur. Dan hindarilah perbuatan dusta. Sebab dusta membimbing ke arah kejelekan. Dan kejelekan membimbing ke arah neraka. Tiada henti-hentinya seseorang berbuat dusta dan bersungguh-sungguh dalam melakukan dusta sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” ( H.R. Bukhari dan Muslim )

Apabila kita sebagai orang tua menginginkan anak-anak kita jujur, maka perbaikilah dulu sifat kita sebagai orang tua dari kebiasaan berkata bohong/ dusta dalam segala hal, baik dalam kehidupan rumah tangga maupun di lingkungan tempat bekerja.
Anak memiliki kemampuan merekam apa saja yang dilakukan oleh orang tuanya mulai dari ia didalam kandungan Ibunya. Seorang anak juga bisa merekam seluruh tindakan orang tuanya meskipun ia tak melihatnya secara langsung hingga ia berusia 7 (tujuh) tahun.

Kebiasaan untuk berkata jujur haruslah ditanamkan ketika anak mulai panda bicara dan jangan sekali-kali orang tua berkata/ mengajarkan bohong kepada anak, misalnya saat ada telepon dari seseorang yang tak dikehendaki lalu ia menyuruh anaknya untuk bilang "papa lagi tidak di rumah".

Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orang tua agar anaknya memilik akhlaq yang baik dan menjadi insan yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya :

Biarkan anak menikmati masa kecilnya tanpa amarah orang tua.
  • Senantiasa mengajak si kecil dalam menjalankan ibadah, memperkenalkan tauhid mulai dari 0 tahun. 
  • Sering membelikan anak mainan, mengajak anak bermain, dan bahagiakan hatinya mulai dari usia 0 s/d 7 tahun agar ia tumbuh sebagai manusia yang percaya diri dan periang.
  • Banyak bercerita tentang pentingnya kejujuran agar kelak ia menjadi seorang yang jujur, tak pernah dusta dan berani menyampaikan kebenaran. 
  • Saat ia menangis, biarkan ia menangis sepuasnya dan gendonglah/ hiburlah dengan penuh kasih sayang hingga reda tangisnya. Jangan paksa si kecil untuk berhenti menangis.
  • Saat ia melakukan kesalahan janganlah menghardiknya, senangkanlah hatinya terlebih dulu lalu berilah pengertian bahwa tidakannya tersebut salah dan bisa mencelakai dirinya atau orang lain.
  • Ajaklah bermain tebak-tebakan tentang tindakan yang benar dan yang salah.
  • Jangan biarkan anak bermain dengan teman-temannya tanpa pengawasan dan bimbingan orang tua
Saat usia PAUD - Taman Kanak-kanak
  • Tanamkanlah bahwa mencontek hasil ulangan harian/ testing adalah tindakan yang sangat memalukan, karena tindakan tersebut adalah membohongi dirinya, gurunya dan orang tuanya.
  • Jangan tanyakan dapat nilai berapa hari ini kepada anak, tapi tanyakan apakah ia menjumpai kesulitan, jika YA mintalah kepada anak untuk menceritakan kesulitan yang dihadapai, lalu uraikan kesulitan tersebut agar ia bisa keluar dari kesulitan tersebut.
  • Jika anak dapat nilai 100 atau rangking 5 besar janganlah memujinya, tapi katakanlah "Nak, nilaimu kok bagus ? Ayah takut kalau kamu menyontek dan Ayah takut kalau kamu jadi sombong" 
  • Jika anak dapat nilai 0 janganlah menunjukkan kekecewaan apalagi memarahinya, tapi katakanlah "Ayah juga pernah dapat nilai jelek, tapi Ayah senang karena tidak menyontek teman", lalu ajaklah belajar bersama membahas soal yang tidak bisa dikerjakan dalam suasana yang riang gembira.
Kesalahan yang sering dilakukan oleh orang tua adalah bangga ketika sang anak mendapat juara atau rangking 3 besar lalu merayakannya atau memberinya hadiah. Kemudian orang tua membangga-banggakan kepintaran si anak kepada siapapun yang mereka jumpai.
Tindakan ini sangatlah besar resikonya terhadap anak, diantaranya adalah si anak bisa menjadi sombong, menghalalkan segala cara untuk meraih/ mempertahankan prestasi tersebut dan iri-dengki jika ada temannya yang lebih bagus nilainya. Na’udzubillahimindzalik


Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak Menurut Islam

Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya kewajiban orang tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Qur'an dan ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa."

Memberi Nama yang Baik
Rasulullah saw diketahui telah memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik (patut) dan tak berarti, beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang pantas. Beliau mengubah macam-macam nama laki-laki dan perempuan. Seperti dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw biasa merubah nama-nama yang tidak baik. (HR. Tirmidzi)

Beliau sangat menyukai nama yang bagus. Bila memasuki kota yang baru, beliau menanyakan namanya. Bila nama kota itu buruk, digantinya dengan yang lebih baik. Beliau tidak membiarkan nama yang tak pantas dari sesuatu, seseorang, sebuah kota atau suatu daerah. Seseorang yang semula bernama Ashiyah (yang suka bermaksiat) diganti dengan Jamilah (cantik), Harb diganti dengan Salman (damai), Syi'bul Dhalalah (kelompok sesat) diganti dengan Syi'bul Huda (kelompok yang benar) dan Banu Mughawiyah (keturunan yang menipu) diganti dengan Banu Rusydi (keturunan yang mendapat petunjuk) dan sebagainya (HR. Abu Dawud dan ahli hadits lainAn-Nawawi, Al Azkar: 258)

Berkenaan dengan nama-nama yang bagus untuk anak, Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya kamu sekalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kamu sekalian, maka perbaguslah nama kalian." (HR.Abu Dawud)

Mendidik dengan Qur'an
Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab kehadiran seorang tamu lelaki yang mengadukan kenakalan anaknya, "Anakku ini sangat bandel." tuturnya kesal. Amirul Mukminin berkata, "Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak ayahmu?" Anak yang pintar ini menyela. "Hai Amirul Mukminin, apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak anak?"
Umar ra menjawab, "Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Qur'an."

Mendengar uraian dari Khalifah Umar ra anak tersebut menjawab, "Demi Allah, ayahku tidak memilihkan ibu yang baik bagiku, akupun diberi nama "Kelelawar Jantan", sedang dia juga mengabaikan pendidikan Islam padaku. Bahkan walau satu ayatpun aku tidak pernah diajari olehnya. Lalu Umar menoleh kepada ayahnya seraya berkata, "Kau telah berbuat durhaka kepada anakmu, sebelum ia berani kepadamu...."

Menikahkannya 
Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah. Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan. Do'akan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang dilakukannya, sebagaimana firman-Nya, "Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan kepada mereka dari anugerah-Nya." (QS. An-Nur:32)

Keselamatan iman jauh lebih layak diutamakan daripada kekhawatiran-kekhawatiran yang sering menghantui kita. Rasulullah dalam hal ini bersabda, "Ada tiga perkara yang tidak boleh dilambatkan, yaitu: shalat, apabila tiba waktunya, jenazah apabila sudah datang dan ketiga, seorang perempuan apabila sudah memperoleh (jodohnya) yang cocok." (HR. Tirmidzi)
http://www.shodikin.20m.com/
Untuk kita renungkan .. 
Banyak diantara orang tua dalam mencari nafkah melalui cara-cara yang dimurkai Allah seperti mengambil hak orang lain, mencuri, manipulasi keuangan hingga korupsi. Diantara mereka dengan sadar mengucapkan kalimat tahmid, alhamdulillah, setelah mendapatkan riski dengan cara tersebut, meskipun mereka sadar bahwa mereka telah melakukan perbuatan dosa. Kemudian riski dari cara yang haram, sebagian mereka berikan kepada keluarganya dan sebagian mereka ambil untuk bersenang-senang. Bahkan sebagian besar dari mereka juga sadar jika uang tersebut adalah uang haram, karenanya mereka gunakan untuk pergi ke tempat-tempat maksiat. "Saya tak akan memberikan uang haram ini untuk anak istri, uang demit biarlah dimakan syaithon", kata mereka. 
Mereka lupa bahwa Allah tak bisa ditipu penglihatanNya, sebagian uang haram tersebut tercampur dengan riski yang halal, lalu dari uang campuran itu oleh istrinya dibelanjakan kebutuhan pokok seperti beras, minyak dan lainnya. Ibarat mesin kendaraan yang seharusnya diberi bahan bakar bensin murni, oleh pemiliknya dicampur dengan air raksa, maka lambat laun mesin itu akan rusak. Sama halnya dengan anak, jika diberi makanan campuran, maka lambat laun ia juga akan rusak seluruh badannya dan akhlaqnya. Lalu, pantaskah mereka mendambakan anak yang shalih/ shaliha yang kelak akan membahagiakan kehidupan mereka di hari tua dan di akhirat nanti ? 
Allah Maha Penerima Taubat, maka mari mulai sekarang membersihkan diri dari perilaku yang dimurkaiNya dan memohon ampunan atas dosa yang telah kita perbuat.

Jumat, 04 Juli 2014

Apakah kurikulum itu ?

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Komponen
Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen kurikulum. Ada yang mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu: (1) komponen tujuan; (2) komponen isi/materi; (3) komponen media (sarana dan prasarana); (4) komponen strategi dan; (5) komponen proses belajar mengajar.

Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu: (1) Objective (tujuan); (2) Knowledges (isi atau materi); (3) School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah) dan; (4) Evaluation (penilaian). Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni: (1) Tujuan; (2) Isi dan struktur kurikulum; (3) Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar), dan: (4) Evaluasi.

Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
sumber: http://www.kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/04/pengertian-kurikulum.html

  • Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan Fungsi kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dsdengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka: 1) Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, 2) Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu, 3) kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
  • Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan 2) Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini meliputi: a. Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan b. Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan c. Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
  • Fungsi kurikulum yang ada di atasnya 1) Fungsi Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang diselenggarakannya. 2) Fungsi Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi, organisasi, maupun cara mengajar.
  • Fungsi Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.
  • Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang berlaku.
  • Fungsi Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulum dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
  • Fungsi Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan, masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta keterampilan yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu sekolah.
  • Fungsi Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-gunakan tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan produk-tivitas.

Standar Nasional Pendidikan Sesuai dengan UU Sisdiknas

http://kemdikbud.go.id - Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum NKRI. Bagi sekolah yang akan berdiri maupun sekolah yang sudah berdiri harus memenuhi delapan standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Sekretaris BSNP, Teuku Ramli Zakaria mengatakan, delapan SNP itu tidak akan berubah, selama tidak ada perubahan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Ramli mengatakan, delapan standar nasional pendidikan diatur dalam UU Sisdiknas pada Pasal 35. Sehingga standar nasional pendidikan akan berubah jika ada perubahan dalam Pasal 35 UU Sisdiknas.

Ke-delapan standar nasional pendidikan iu adalah: Standar Pengelolaan; Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Standar Sarana Prasarana; Standar Pembiayaan; Standar Proses; Standar Isi; Standar Penilaian dan Standar Kompetensi Lulusan. Ke delapan standar tersebut menjadi syarat bagi semua satuan pendidikan. Posisi delapan standar nasional pendidikan semakin kuat dengan adanya tambahan payung hukum setelah dikeluarkannya PP No.19 tahun 2005 tentang SNP. SNP disebutkan bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya pendidikan madrasah.

Adapun fungsinya adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Namun Ramli mengatakan, BSNP bukan pada posisi untuk melakukan evaluasi terhadap satuan sekolah dalam implementasi delapan standar nasional pendidikan. "Yang paling tahu itu BAN (Badan Akreditasi Nasional)," katanya saat ditemui di Hotel Golden Boutique, Jakarta Selatan, (11/11).

BAN untuk satuan pendidikan ada dua jenis, yaitu BAN SM (Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah), dan BAN PT (Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi). Ramli menjelaskan, BAN SM dan BAN PT melakukan penilaian terhadap lembaga pendidikan berdasarkan standar nasional pendidikan yang sudah dirumuskan BSNP. Sedangkan fungsi BSNP sendiri , tutur Ramli,adalah melakukan evaluasi standar nasional pendidikan yang telah ditetapkan, apakah standar itu sesuai atau tidak. "Kalau tidak (sesuai), ya harus disempurnakan. Dalam hal apa (penyempurnaannya)? Jadi tidak mengevaluasi (lembaga pendidikan)," jelasnya. Perumusan delapan standar nasional dilakukan BSNP bekerja sama dengan tenaga pakar dari berbagai perguruan tinggi dan praktisi pendidikan. (DM)

Apa itu Sekolah Dasar ?

http://www.kemdiknas.go.id - Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).

Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.

Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20 Tahun 2001) Pasal 17 mendefinisikan pendidikan dasar sebagai berikut:
  1. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
  2. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
Sekolah dasar (disingkat SD; bahasa Inggris: Elementary School) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Saat ini murid kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang memengaruhi kelulusan siswa. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (atau sederajat).

Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.

Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Departemen Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.

Pada masa penjajahan Belanda, sekolah menengah tingkat atas disebut sebagai Europeesche Lagere School (ELS). Setelahnya, pada masa penjajahan Jepang, disebut dengan Sekolah Rakyat (SR). Setelah Indonesia merdeka, SR berubah menjadi Sekolah Dasar (SD) pada tanggal 13 Maret 1946.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *